pekarangan rumah gw

Minggu, 08 Agustus 2010

ini fakta.... masihkah tidak mau bersatu?

Just 4 ALLAH SWT
Murhali Barda KRONOLOGI KISRUH CIKETING (KKC) Bekasi. 08 Agustus 2010 Pagi itu sekitar pukul tujuh, burung-burung mulai mengepakkan sayapnya. Sang mentari agak melotot menghirup embun. Pepohonan pun baru saja mengelap sisa-sisa air mandinya di kampung yan...g begitu sunyi…penuh dengan harmoni dan kedamaian. Sekitar 800-an Warga Kelurahan Mustika Jaya-Kecamatan Mustika Jaya yang subuh tadi telah mengadakan suling (Subuh Keliling) berjajar rapat dipinggir Jalan Rawa Mulia Kampung Ciketing Rt 03 Rw 06 Kel-Kec Mustika Jaya kota Bekasi. Ada apakah gerangan? Ternyata mereka bersepakat untuk menolak berdirinya sebuah gereja diatas lahan kosong seluas 1000 meteran persegi. Loh..bukankah tidak ada bahan baku bangunan serta peralatan lainnya…yang ada hanya sebidang tanah kosong ditumbuhi satu pohon rambutan yang sedang bersedih karena tidak ada teman-teman lain yang menemaninya? Rerumputan pun agak menjauh khawatir terkena kemarahan sang pohon penyendiri. Ya..! Mereka belum membikin Gereja tetapi mereka sudah melakukan intimidasi dan ancaman kepada ketua-ketua kampung Kami. Mereka akan menculik guru kami Ustadz Syahid Tajuddin. Bahkan preman-preman Rony Sitorus sudah mengkangkangi rumah beliau. Mereka juga mendatangi Rumah saudara syahri dengan penuh arogan dan kesombongannya. Lebih dari pada itu mereka telah mengejar-ngejar ibu Dini dari PTI hingga mereka menggedor-gedor rumahnya. Bahkan inang-inang tukang itu pun mengejar pak RW Nyamat untuk diperkosa. Haahhh….yang bener luh?? cek aja boooosss….!!! Ceekkkk ke lapangan!!! Masyarakat membikin pagar betis…. Meski terlihat sangar, namun di raut wajah mereka tercecah sebuah harapan besar akan mendapatkan syahadah (mati di jalan Allah Swt) hari ini…!! Kerana niat dan tekat telah bulat, berjuang sekuat tenaga mempertahankan tanah kelahiran “Beloved Ciketing” dari pengaruh penjajahan HKBP yang selalu menjerat masyarakat dengan sistem rentenir dan mencap masyarakat sebagai “Tukang Utang”. Ketika jam 8 dikorupsi beberapa menit, Pendeta Luspida Simanjuntak S.Th beserta beberapa pendeta dan jema’at lain tiba-tiba sudah berada dihadapan pagar betis tersebut, gemuruh takbir berkumandang dan masyarakat teramat sewot melihat kehadiran Luspida. Polisi pada kedubukan membangun benteng pertahanan agar warga tidak terprovokasi lalu mengambil tindakan yang tak diinginkan. Mungkin ada seorang warga yang menggerutu…” lah Polisi dua baris…kita cuman atu..pegimana nerobosnya nih…??” Pak Nanang..(president korlap) warga Ciketing berteriak meredam warganya. “Tenang saudara-saudara…biarkan kami dialog dulu meminta agar mereka tidak melanjutkan niat untuk menembus pertahanan kalian!!” Didampingi beberapa orang perwakilan warga pak Nanang berdialog dengan data-data yang sudah dipersiapkan. Banyak sekali lembaran-lembaran surat dari pemerintahan serta aparat dan instansi terkait kota Bekasi. Sementara pihak HKBP nya bertumpu pada kebebasan beragama dan hati nurani lalu dibantah oleh pak Nanang bahwa UUD itu ada tata tertib pelaksanaannya hingga akhir dialog tidak ada titik temu kedua belah pihak. Lalu masuklah pak Camat Mustika Jaya…dengan merendah kepada Luspida dan HKBP lainnya ia meminta agar diurungkan niatnya melihat situasi yang tidak memungkinkan, massa begitu banyak bu…tolong dipahami..mundur sementara…biar kita cari penyelesaian yang lebih baik! Izinkan kami masuk pak camat….!! Maaf Pak… Bu…kami tidak inginkan keburukan terjadi disini….!! Serta merta pihak HKBP menghardik dan memaki pak Camat sebelum selesai berbicara. Melihat pak Camat yang dimaki-maki oleh pihak HKBP….dengan diawali kalimat tahlil dan takbir…masyarakat merangsek….mendorong tameng-temang Polisi yang berjejer dengan tegaknya. Allahu Akbar….!! La..haula wala quwwata illa billa..! Hanya Allah ta’ala yang memiliki kekuatan. Dengan keikhlasan dan kepasrahan yang penuh..masyarakat berhasil merangsek dan mendorong barisan samapta.. Anehnya… Luspida terjatuh cukup keras padahal yang didorong adalah aparat kepolisian. HKBP Luspida terpecah menjadi dua kelompok selatan dan utara. Kelompok selatan sengaja duduk sambil bernyanyi-nyanyi. Demi melihat Pasukan Samapta dan Brimob yang sudah tegak bersiaga untuk membendung masyarakat dan melindungi HKBP… salah seorang ketua kelompok masyarakat mengajak warganya untuk memutar menghindari benturan dengan polisi, dan mereka berhasil mengambil jalan lain melalui perkebunan warga kemudian membubarkan provokasi HKBP tersebut. warga terus menggiring mereka keluar dari lokasi namun ditengah-tengah kelompok HKBP terlihat dua orang mengacungkan Senjata Api ke arah warga dan sontak mereka tiarap. Polisi teramat sigap sehingga tidak terjadi baku pukul antara warga dengan HKBP yang mengacungkan pistol. Dan ketua kelompok masyarakat itu memerintahkan kepada yang lain untuk mundur. Sementara dikelompok utara ada seorang jemaat yang memang sengaja memakai jilbab untuk menyusup, kelompok utara mencaci-maki menghardik warga. Dan warga pun mendatangi mereka agar bubar… Luspida berada dikelompok utara. Dia berhasil memukul seorang warga namun tidak dibalas oleh warga. Polisi dengan sigap menarik luspida agar tidak dibalas oleh warga lain yang merasa terhina dengan perlakuan Luspida. Hingga akhirnya mereka keluar dari lokasi bentrokan. Kembali warga berkumpul di lokasi awal saat itu diperkirakan waktu Dhuha. Warga teredam dan terkendali…tidak ada tindakan anarki…hanya membela diri dari penjajah dan penjahat tak berbudi Luspida dan kelompoknya yang tak tahu diri. Inilah tulisan seorang saksi…

Welcome 2 blognya DOELL

mencoba sharing....dan nambah wawasan ....moga berguna...!!!

Cari di Blog Ini