pekarangan rumah gw

Jumat, 27 Agustus 2010

Keganjilan Seputar Penangkapan ABB

Just 4 ALLAH SWT
Keganjilan Seputar Penangkapan ABB
Jumat, 27 Agustus 2010 06:59 Redaksi

Syabab.Com - Bukti kuat seharusnya tidak berubah-ubah. Tetapi mengapa Polri selalu berubah-ubah terkait delik restu dan dana dari ABB untuk pelatihan militer di Aceh? Polisi Republik Indonesia (Polri) sudah mulai tidak percaya diri seperti masa lalu karena menerapkan ‘prinsip’ tangkap dulu bukti dicari kemudian. Hal tersebut nampak dalam berbagai kasus, termasuk dalam kasus penangkapan Ust Abu Bakar Ba’asyir, Amir Jamaah Ansharu Tauhid (JAT) pada beberapa waktu lalu.

Berbagai keganjilan seputar delik penangkapan ABB pun diungkap Tim Pengacara Muslim saat DPP Hizbut Tahrir Indonesia bersilaturahmi dan buka puasa bersama dengan para advokat TPM, Rabu (25/8) sore di Kantor TPM Jl Fatmawati, Jakarta Selatan.

Nampak hadir dari delegasi HTI tersebut di antaranya adalah, Ketua DPP HTI Rokhmat S Labib, Ketua Lajnah Fa’aliyah Rahmat Kurnia, Ketua Lajnah I’lamiyah Farid Wadjdi. Sedangkan dari tuan rumah nampak hadir pula Ketua Dewan Pembina TPM Mahendradatta dan anggota Dewan Pembina Achmad Michdan.

Menurut Mahendradatta, awalnya Polri menyatakan mempunyai bukti kuat terkait penangkapan ABB tersebut, yakni berupa video rekaman restu ABB atas pelatihan militer yang diikuti sebanyak 50 orang di Aceh dan lebih dari itu ABB pun mendanai latihan terbukti dengan adanya aliran dana melalui rekeningnya.

Memberikan Restu?

Namun bila sekedar pelatihan militer saja tentu tidak bisa dijadikan delik tindak pidana terorisme. Maka dikatakanlah bahwa pelatihan itu ditujukan untuk membunuh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2010. Tentu saja Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres)tersinggung, karena seolah-olah Polri meragukan kemampuannya menjaga Presiden dan di samping itu tidak ada informasi intelijen yang menyatakan akan ada aksi teror tersebut.

“Karena Paspampres tidak terima, Polri pun merubah tuduhannya dengan mengatakan pelatihan militer tersebut ditujukan untuk mendirikan Negara Islam,” ujarnya.Kalau begitu, berarti tidak bisa dikategorikan terorisme tetapi kalaupun mau itu dikategorikan tindakan makar.

Jadi ABB tidak layak disebut tahanan tindak teroris tetapi tahanan politik kalau memang benar bahwa pelatihan militer tersebutu ditujukan untuk itu dan memang terkait ABB.

“Karena Ust Abu itu memang orangnya polos dan lugu, tetapi tidak tolol!” ujar Mahendra. Sehingga tidak mungkin mengerahkan 50 orang tersebut melawan ribuan Tentara Nasional Indonesia. ABB memang menginginkan mengganti sistem thagut (berhala) ini dengan syariah Islam. Maka dalam berbagai kesempatan ia selalu melakukan upaya penyadaran kepada umat tentang kewajiban menegakkan hukum-hukum Islam tanpa tindak kekerasan atau militer.

Makanya, Polri pun tidak bisa menunjukkan video ABB yang memberikan restu tersebut, karena ABB tidak pernah datang ke tempat dimaksud Polri. Polri pun meralatnya dengan menyatakan ABB memberikan restunya bukan di Aceh, tetapi di Kantor JAT, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. ABB menonton video rekaman pelatihan itu dan di situlah ia memberikan restu.

Tuduhan itu pun dibantah ABB. Achmad Michdan, pun menegaskan bahwa video tersebut sebelum ditonton ABB, sudah beredar luas di tengah publik melalui Youtube. Apakah semua orang yang menontonya akan dianggap terkait?Kan tidak. Lantas mengapa ABB dianggap terkait? Polri pun beralasan karena ABB dianggap memberikan restu.

Restu yang dimaksud Polri pun hanyalah kebohongan belaka karena dengan tegas ABB menyatakan tidak setuju dengan adanya senjata api dalam pelatihan tersebut.ABB pun memahami dalam Islam ada yang disebut dengan i’dad (persiapan jihad). Tujuan dari i’dad tersebut adalah untuk melatih fisik agar sehat dan kuat sehingga siap sedia untuk melawan setiap penzaliman terhadap umat Islam di manapun. “Jadi tidak berarti pelatihan pisik itu harus menggunakan senjata!” ujarnya menirukan argumen yang disampaikan ABB.

Makanya tidak aneh, saat ditanya hakim dalam persidangan Bom Bali I, Muklas (salah satu terpidana mati Bom Bali I) mengatakan “kalau saya minta restu Ust Abu jelas saya tidak akan diizinkan, karena saya tahu prinsip Ust Abu, beliau tidak akan pernah setuju melakukan pengeboman.”

Lantas dari mana senjata pada latihan militer di Aceh itu didapat dan siapa yang menyuplainya? Tanya saja kepada Polri. Karena itu semua terkait erat, minimal dengan tiga anggota Polri yakni Sofyan Tsauri, bekas anggota Sabhara Polda Meto Jaya; Brigadir Satu Tatang Mulyadi; dan Brigadir Satu Abdi Tunggal dari Satuan Logistik Bagian Gudang Senjatadi Markas Komando Brigadir Mobil (Mako Brimob) Polri di Depok.

Sofyanlah yang mengajak orang-orang untuk latihan militer menggunakan senjata api asli. Sedangkan Tatang dan Abdi Tunggal yang menyediakannya. Bahkan pada Maret 2009 latihan tersebut dilakukan di dalam Mako Brimob.

Menurut Mahendradatta, data tersebut dihimpun berdasarkan keterangan banyak saksi yang pernah bertemu Sofyan Tsauri. Para saksi ini diajak latihan militer itu bahkan diiming-imingi uang variatif, ada yang 100 juta, ada pula yang 200juta. Jadi bocornya senjata itu dari Densus 88 sendiri. Sedangkan pernyataan Polri yang menyebutkan Tatang dan Abdi Tunggal itu sudah ditangkap, hanyalah pernyataan orang yang terdesak karena ketahuan akal bulusnya.

“Kapan polisi ngomong sama mereka, tidak pernah. Karena kepepet saja jadi ngomong, iya mereka sudah diproses,” ujar Mahendradatta kepada mediaumat.com di sela-sela buka puasa bersama tersebut.

Sebelum latihan militer itu, Sofyan Tsauri memperlihatkan kepada saksi telah dipecat dari kepolisian karena jihad. Jelas itu sangat mengada-ada. Kalau ia dipecat karena hal lain bisa jadi. Tapi kalau karena jihad tentu saja ia tidak boleh dipecat. Dalam hukum nasional tidak boleh ada pemecatan akibat jihad.

Karena dengan demikian sudah jelas penantangan negara ini terhadap hukum Islam, jadi tidak boleh seseorang itu, dipecat karena kepercayaannya, jihad itu termasuk keyakinan agama.

“Jadi Sofyan Tsauri sudah kelihatan bohongnya!” apalagi setelah pemecatan tersebut bisa bebas keluar masuk Mako Brimob dan melakukan pelatihan militer di dalamnya dengan menggunakan senjata asli kepada orang-orang yang dituduh teroris oleh Polri itu.

Kepada mediaumat.com Achmad Michdan pun menegaskan bahwa ABB tidak ada hubungan sama sekali dan tidak tahu menahu dengan ketiga anggota Polri tersebut. Bahkan adanya pelatihan militer bersenjata asli itu pun ABB tidak tahu menahu.

Aliran Dana?

Terkait bukti kuat yang berupa dana yang dituduhkan Polri pun menunjukkan keganjilan. Kalau buktinya kuat mengapa angkanya berubah-ubah dan cara pemberiannya pun berubah. Awalnya dinyatakan ABB memberikan dana 1,2 milyar melalui rekeningnya. Kemudian turun menjadi hampir satu milyar.

Namun ketika TPM membantah dengan mengatakan bahwa ABB itu tidak mempunyai rekening karena ABB berkeyakinan bertransaksi melalui lembaga yang menghalalkan riba itu haram, Polri pun merubah tuduhannya.

Kemudian Polri menuduhnya ABB memberikan uang kontan sebanyak 175 juta untuk mendanai pelatihan militer tersebut. Lantas uang sebanyak itu dari mana? Dan disimpan di mana? Karena ke mana-mana ABB tidak pernah membawa tas dan tidak ada saku gamisnya yang dapat memuat uang sebanyak itu.

Karena menyadari hal itu tidak masuk akal, lantas tuduhan Polri pun berubah. Kini dinyatakan bahwa ABB memberikan uang kontan sebanyak 5 juta untuk mendanai pelatihan militer tersebut.

Lho, ABB itu bukan orang yang suka pergi atau berdiam sendirian. Dia selaku amir ia selalu ditempel dan dikawal para santrinya. Coba Polri katakan di mana, tanggal berapa dan jam berapa penyerahan itu dilakukan. “Nanti kita tanya pengawalnya, mereka melihat tidak penyerahan uang sebanyak itu!” ujar Mahendra. Jadi memang harus ada saksinya, jangan main tuduh sembarangan.

Mahendra pun merasa miris, mengapa Polri begitu bernafsu untuk menangkap ABB. “Jadi mereka itu tadinya asal tangkep saja, kemudian ingin menjual ini ke internasional, ternyata enggak laku, sekarang mereka kebingungan sendiri,” paparnya.

Ia pun menyatakan hal ini ini dilakukan sebenarnya untuk menutupi berbagai kebohongan dan kebobrokan Polri atas berbagai kasus lainnya yang terus-terusan disorot publik. Seperti kasus Susno Duadji, kasus mafia pajak, perampokan, dll. “Itulah saya fikir, Polri sebagai suatu kelompok yang terlalu banyak melakukan rekayasa, sudah saatnya akan kena batunya!” pungkasnya. [mediaumat/syabab.com]

Minggu, 15 Agustus 2010

ansharullah fi ukhuwah....

Just 4 ALLAH SWT
Situs Al Falujjah Rilis Penangkapan Ustadz ABB, Mujahidin Dunia Siap Bela!
oleh arrahmah.com pada 15 Agustus 2010 jam 10:11

JAKARTA (Arrahmah.com) - Sebuah situs media Islam global, Al Falujjah Islamic Forums, merilis penangkapan Ustadz ABB dan situasi terkini dari Jihad di Indonesia. Mengatasnamakan Sawt al-Jihad Nusantara, pesan tersebut ditulis dalam dua bahasa, yakni Arab dan Indonesia. Bukan tidak mungkin, pesan yang mendunia ini menarik simpati mujahidin dunia untuk membela Ustadz ABB.



Forum Islam Al Falujjah, Media Jihad Global

Forum Islam Al Falujjah dikenal sebagai situs yang memuat berita jihad global dari seluruh dunia. Situs berbahasa Arab dan juga Inggris ini sangat dikenal dan digemari oleh kaum Muslimin, dan saat ini memiliki sekitar 17.874 member. Kini, di halaman depan situs Forum Islam Al Falujjah tersebut terdapat Rilis penangkapan Ustadz ABB dan situasi terkini dari Jihad di Indonesia. Dengan banner berwarna coklat, Logo dan tulisan Front Media Islam Global Sawt al-Jihad Nusantara, lalu muncullah gambar Ustadz ABB.



Dalam bayanat atau penjelasan tentang penangkapan Ustadz ABB dan situasi terkini dari Jihad di Indonesia, diceritakan kronologis penangkapan Ustadz ABB. Penangkapan Ustadz ABB disebut sebagai sebuah kezaliman besar bagi umat Islam.



Sesungguhnya penangkapan ini adalah kezaliman besar bagi umat Islam dan ini merupakan bagian dari perang salib yang dilancarkan terhadap islam dan kaum muslimin oleh pemerintah murtad Indonesia .Sesungguhnya yang paling gembira dan menghendaki penangkapan ini adalah negara barbar amerika dan australia dan penangkapan ini terjadi setelah amerika menyatakan puas atas kerja indonesia memberantas teroris -yang sebenarnya memberantas Mujahidin.



Dalam peryataan selanjutnya, dikatakan bahwa mujahidin di Indonesia tidak akan pernah mundur dan akan meneruskan perjuangan jihad.



Kami beritahukan kepada umat Islam secara umum dan Mujahidin di setiap tempat secara khusus: bahwasanya Mujahidin di indonesia tidak akan pernah mundur dari jalan jihad dan pengorbanan. walaupun banyak dari para pemimpin jihad dan mujahidin yang telah gugur sebagai shuhada dan sebagian besar lainnya tertangkap, tapi generasi jihad akan terus lahir di negeri ini dan bendera jihad tidak akan pernah tumbang, dengan izin Allah ta'ala.

Di bagian akhir, kaum salibis zionis dan antek-anteknya diperingatkan dan dijanjikan kekalahan dan kehinaan dunia akhirat.

Dan kepada kaum salibis zionis serta antek-antek mereka kaum murtadin, kami katakan: sesungguhnya semakin berat ujian yang menimpa para Mujahidin, maka itulah pertanda semakin dekat datangnya pertolongan dan kemenangan dari Allah Azza wa Jalla.



Sesungguhnya kami umat Islam pasti akan dimenangkan oleh Allah Azza wa Jalla, sedangkan kalian kaum kafir pasti akan dikalahkan dan dihinakan didunia dan akhirat. maka tunggulah, sesungguhnya kami pun menunggu bersama kalian...



Mujahidin Dunia Akan Pantau Ustadz ABB

Sudah pasti, pesan dari Sawt al-Jihad Nusantara ini akan dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia, apalagi Forum Islam Falujjah sudah merilisnya. Dengan tersebarnya rilis ini, maka mujahidin di seluruh dunia akan ikut memantau perkambangan Ustadz ABB.



Penangkapan Ustadz ABB akan menjadi perhatian mujahidin global, apalagi Ustadz ABB sangat dikenal luas oleh pelbagai kalangan.



Dengan demikian, jika kedzaliman kepada Ustadz ABB tetap dilakukan, maka bukan tidak mungkin mujahidin dunia akan 'turut' membela dan membebaskan Ustadz ABB.



Peran dan pengaruh Ustadz ABB dikenal cukup luas di dunia. Ketika wartawan Metro TV, Mutia Hafidz ditawan oleh mujahidin Irak, Ustadz ABB menjadi salah satu ulama yang membantu dengan menghimbau kepada mujahidin Irak agar melepasnya. Dan himbauan itu terbukti ampuh, mujahidin Irak pun melepaskan tawanannya.



Kini, berita ditangkap dan didzoliminya Ustadz ABB sudah tersebar luas ke seantero dunia. Mujahidin global pun sudah pasti telah membaca dan prihatin dengan tindakan pemerintah yang berpenduduk mayoritas muslim ini terhadap ulamanya. Padahal semestinya mereka mengetahui bahwa barangsiapa yang dzolim kepada ulama, maka Allah SWT pasti akan memberikan murka dan adzabNya. Na'udzu billahi min dzalik!

(M Fachry/arrahmah.com)



http://arrahmah.com/index.php/news/read/8751/situs-al-falujjah-rilis-penangkapan-ustadz-abb-mujahidin-dunia-siap-bela

Jumat, 13 Agustus 2010

benarkah tidak ada rekayasa (densus 88)

Just 4 ALLAH SWT
pelatihan teroris bisa dilakukan di lapangan Brimob Depok.
dikit lagi ya...

Misteri Polisi Desersi Pengawal Dulmatin

Mantan anggota polisi dari Polres Depok, Jawa Barat, Sofyan Tsauri, memainkan peran dominan dalam menyambungkan sel teroris Dulmatin di Jawa dengan elemen militan di Aceh. Sofyan ditangkap di Pamulang, Tangerang Selatan, 9 Maret lalu, sesaat setelah Dulmatin ditembak. Sofyan alias Abu Haikal, menurut polisi, bertindak sebagai pengawal Dulmatin.

Keterlibatan sejumlah pemuda rekrutan Front Pembela Islam (FPI) Aceh dalam pelatihan militer di perbukitan Krueng Linteung, Aceh Besar, yang dikelola Dulmatin, tak lepas dari kiprah Sofyan. Menurut Ketua FPI Aceh, Yusuf Qardhawi, awalnya para pemuda Aceh itu direkrut untuk disiapkan berjihad ke Palestina, merespons serangan Israel ke Gaza, pada akhir 2008.

Dari 400-an calon yang mendaftar, terpilih 125 orang. Pada tahap awal, 15 dari 125 relawan terpilih dilatih di Dayah Darul Mujahidin, Blang Mangat, kota Lhokseumawe. Dayah ini dipimpin Teungku Muslim Attahiri, Sekretaris FPI Aceh. Ia dikenal lantang menyerukan syariat Islam dan gencar merazia pelanggar Qanun Syariat Islam.

Sofyan turut memberi pelatihan. Tapi, pada saat itu, Yusuf tidak tahu bahwa Sofyan adalah anggota polisi. Fase berikutnya, 18 relawan dari FPI Aceh dikirim ke FPI Jakarta untuk menjalani pelatihan lanjutan di Parung, Bogor. Yusuf dan Abu Rimba, buronan polisi yang kemudian menyerahkan diri, turut dikirim ke Jakarta. Selama pelatihan di Jakarta, mereka sering diundang ke rumah istri kedua Sofyan di Depok. Kebetulan istri keduanya berasal dari Aceh.

Pada saat di rumah itulah, Yusuf baru tahu bahwa Sofyan anggota polisi. Tapi, secara tidak langsung, kepada Yusuf diperlihatkan surat pemecatan Sofyan dari Polres Depok, sejak Januari 2009. Surat itu dibiarkan tergeletak di meja, sehingga Yusuf bisa membacanya. Ada tiga alasan pemecatan itu: aktivitas jihad, jarang berkantor, dan poligami.

Singkat cerita, rencana pengiriman mujahidin ke Palestina itu dibatalkan karena situasi di Palestina sudah mereda. Selepas pelatihan 10 hari di Parung, Sofyan menemui Yusuf, minta dipilihkan sembilan orang terbaiknya untuk dilatih Sofyan sendiri di Depok. Ketika di Parung, Sofyan tak ikut melatih.

Sofyan menawarkan jihad di Indonesia saja. Sembilan orang terpilih itu ditampung di sebuah kontrakan di belakang Universitas Gunadarma, Kelapa Dua, Depok. Peserta pelatihan diberi makan gratis dan dibekali uang saku. "Kami tidak diberitahu, itu uang dari mana," kata Yusuf, yang banyak menemukan keganjilan pada diri Sofyan.

Pelatihan itu berlangsung dua bulan. Siang hari mendapat pelatihan, malamnya peserta memperoleh doktrin jihad, termasuk menonton VCD untuk pemompa semangat jihad. Yusuf merasa ada yang aneh, meski Sofyan mengaku sudah dipecat dari keanggotaannya sebagai polisi, pelatihan itu bisa dilakukan di lapangan Brimob Depok.

Tak semua pemuda asal Aceh itu setuju dengan jihad yang dianut Sofyan. Mereka berniat untuk jihad ke Palestina, bukan Indonesia. Jihad ala Sofyan dirasa ganjil, antara lain membolehkan membunuh dan mengambil harta kerabat yang dianggap sesat. Yusuf yang risi dengan konsep jihad Sofyan itu akhirnya memilih pulang ke Aceh bersama tiga temannya sebelum pelatihan berakhir.

"Saya memutuskan belajar pada ulama di Aceh saja," tutur Yusuf. "Saya khawatir dengan apa yang diajarkan di rumah Sofyan. Apalagi, mereka sering menjelek-jelekkan FPI. Mereka Wahabi, FPI Sunni." Tersisa enam pemuda Aceh yang berlatih di Depok sampai akhir pelatihan.

"Setelah itu, kami putus kontak dengan teman-teman," katanya. Hingga akhirnya tersiar kabar bahwa beberapa teman pelatihan di Depok dinyatakan sebagai buronan pelatihan teroris di Aceh Besar. Abu Rimba, yang tak ikut pelatihan di Depok, hanya ikut di Parung, pun dinyatakan buron. Abu Rimba akhirnya menyerahkan diri. "Saya dengar, Abu Rimba direkrut di Aceh sepulang dari Jakarta," kata Yusuf. ***

Peran penting Sofyan yang lain adalah merintis pembukaan kamp pelatihan militer di Aceh. Itu dilakukan lewat pintu Yudi Zulfahri, pegawai negeri sipil di Pemerintah Kota Banda Aceh. Alumnus Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), Jatinangor, Jawa Barat, ini mengalami puncak radikalisasi ketika bertemu Sofyan di Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Awalnya, Sofyan adalah tipe mahasiswa yang haus mendalami agama. Selama kuliah di STPDN, ia rajin ikut berbagai pengajian. Ia pernah hampir masuk NII (Negara Islam Indonesia) yang memang agresif merekrut pengikut dari kalangan mahasiswa. Meski batal masuk NII, Yudi tetap rajin membaca buku bertema jihad dan menonton VCD seputar jihad.

Selepas kuliah, Yudi sempat pulang ke Aceh, lalu ke Bandung untuk berbisnis. Kemudian ia pindah ke Jagakarsa, Jakarta, untuk merintis usaha. Di Jagakarsa, Yudi ikut kelompok pengajian yang berafiliasi pada Oman Abdurrahman, terpidana kasus kepemilikan bahan peledak di Cimanggis, Depok.

Di sana pula Yudi berkenalan dengan Sofyan Tsauri dari jaringan pengajian asuhan Oman itu. Keduanya malah bekerja sama dalam bisnis senjata mainan. Keduanya makin akrab karena sama-sama meminati buku dan VCD jihad. Sofyan pernah menjadi relawan tsunami ke Aceh lewat jalur Bulan Sabit Merah. Dari sana, Sofyan mendapat istri kedua orang Aceh.

Pada akhir 2008, Yudi kembali bekerja di Pemerintah Kota Banda Aceh. Tak berselang lama, Sofyan berkunjung ke Aceh bersama istrinya. Sofyan dan Yudi berbincang menggagas basis pelatihan di Aceh untuk perjuangan menegakkan syariat Islam sepenuhnya.

Pada awal 2009, Sofyan kembali ke Aceh bersama Hamzah, yang belakangan diketahui sebagai Dulmatin. Mereka membicarakan rencana pembukaan kamp pelatihan (tadrib) di Aceh. Rencana ini sempat tertunda ketika pada Juli 2009 terjadi peledakan bom Marriott II dan The Ritz-Carlton di Jakarta. Ini juga mengisyaratkan, jaringan Dulmatin dan pengebom Marriott II bergerak sendiri-sendiri.

Yudi dan beberapa koleganya mulai mencari lokasi dan mengumpulkan perlengkapan. Yudi memperoleh senjata dari Sofyan. Dana dipasok dari Hamzah alias Dulmatin. Yudi juga sering berkunjung ke kontrakan Dulmatin di Pamulang. Sofyan bukan hanya berperan meretas jalan pembentukan kamp pelatihan di Aceh, melainkan juga mengawal Dulmatin ke Aceh. ***

Menurut Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri pada saat jumpa pers, Rabu dua pekan lalu, Sofyan adalah pendiri sekolah latihan menembak di Depok untuk para teroris. "Dia juga pemasok senjata," kata Bambang. Sedangkan Yudi, menurut Bambang, adalah rekrutan pertama asal Aceh yang dipakai untuk membuka jalan pelatihan militer di Aceh.

Sofyan ditangkap di rumah mantri Fauzi Syarif di Pamulang. Keduanya berkenalan dalam pengajian asuhan Abu Jibril. Bagi Ketua DPP FPI Bidang Nahi Mungkar, Munarman, sosok Sofyan ini penting dicermati. "Kami tidak yakin dia desersi polisi, tapi infiltrasi," kata Munarman. "Dari informasi yang kami kumpulkan, dia agen yang disusupkan untuk menjebak pemuda FPI Aceh."

Menurut Munarman, relawan jihad asal Aceh anak baik-baik. Buktinya, mereka sukarela menyerahkan diri. Ketika menggelar pelatihan di Aceh, mereka melakukannya secara terbuka dan tidak ada masalah. "Tidak ada pelanggaran hukum," Munarman menambahkan. "Sofyan ini yang aktif merekrut saat anak-anak batal ke Palestina."

Kapolres Depok, Komisaris Besar Saidal Mursalin, kepada pers memastikan bahwa Sofyan desersi sejak Februari 2009 karena tidak pernah masuk kantor. Setelah ditangkap di Pamulang, Sofyan dipindahkan ke tahanan Polda Aceh.

Anehnya, ketika di Polda Aceh, Selasa lalu, Ketua FPI Aceh, Yusuf Qardhawi, tak sengaja melihat Sofyan bisa melenggang bebas ke luar tahanan dan sempat berteriak menyapa Yusuf, "Hai, Teungku Suf!" Sofyan lalu naik mobil Vitara bersama anggota polisi lainnya, melaju menuju pusat kota. Asrori S. Karni, dan Hendra Syahputra (Banda Aceh) [Nasional, Gatra Nomor 20 Beredar Kamis, 25 Maret 2010]

sumber:http://www.gatra.com/artikel.php?pil=23&id=136243

Minggu, 08 Agustus 2010

ini fakta.... masihkah tidak mau bersatu?

Just 4 ALLAH SWT
Murhali Barda KRONOLOGI KISRUH CIKETING (KKC) Bekasi. 08 Agustus 2010 Pagi itu sekitar pukul tujuh, burung-burung mulai mengepakkan sayapnya. Sang mentari agak melotot menghirup embun. Pepohonan pun baru saja mengelap sisa-sisa air mandinya di kampung yan...g begitu sunyi…penuh dengan harmoni dan kedamaian. Sekitar 800-an Warga Kelurahan Mustika Jaya-Kecamatan Mustika Jaya yang subuh tadi telah mengadakan suling (Subuh Keliling) berjajar rapat dipinggir Jalan Rawa Mulia Kampung Ciketing Rt 03 Rw 06 Kel-Kec Mustika Jaya kota Bekasi. Ada apakah gerangan? Ternyata mereka bersepakat untuk menolak berdirinya sebuah gereja diatas lahan kosong seluas 1000 meteran persegi. Loh..bukankah tidak ada bahan baku bangunan serta peralatan lainnya…yang ada hanya sebidang tanah kosong ditumbuhi satu pohon rambutan yang sedang bersedih karena tidak ada teman-teman lain yang menemaninya? Rerumputan pun agak menjauh khawatir terkena kemarahan sang pohon penyendiri. Ya..! Mereka belum membikin Gereja tetapi mereka sudah melakukan intimidasi dan ancaman kepada ketua-ketua kampung Kami. Mereka akan menculik guru kami Ustadz Syahid Tajuddin. Bahkan preman-preman Rony Sitorus sudah mengkangkangi rumah beliau. Mereka juga mendatangi Rumah saudara syahri dengan penuh arogan dan kesombongannya. Lebih dari pada itu mereka telah mengejar-ngejar ibu Dini dari PTI hingga mereka menggedor-gedor rumahnya. Bahkan inang-inang tukang itu pun mengejar pak RW Nyamat untuk diperkosa. Haahhh….yang bener luh?? cek aja boooosss….!!! Ceekkkk ke lapangan!!! Masyarakat membikin pagar betis…. Meski terlihat sangar, namun di raut wajah mereka tercecah sebuah harapan besar akan mendapatkan syahadah (mati di jalan Allah Swt) hari ini…!! Kerana niat dan tekat telah bulat, berjuang sekuat tenaga mempertahankan tanah kelahiran “Beloved Ciketing” dari pengaruh penjajahan HKBP yang selalu menjerat masyarakat dengan sistem rentenir dan mencap masyarakat sebagai “Tukang Utang”. Ketika jam 8 dikorupsi beberapa menit, Pendeta Luspida Simanjuntak S.Th beserta beberapa pendeta dan jema’at lain tiba-tiba sudah berada dihadapan pagar betis tersebut, gemuruh takbir berkumandang dan masyarakat teramat sewot melihat kehadiran Luspida. Polisi pada kedubukan membangun benteng pertahanan agar warga tidak terprovokasi lalu mengambil tindakan yang tak diinginkan. Mungkin ada seorang warga yang menggerutu…” lah Polisi dua baris…kita cuman atu..pegimana nerobosnya nih…??” Pak Nanang..(president korlap) warga Ciketing berteriak meredam warganya. “Tenang saudara-saudara…biarkan kami dialog dulu meminta agar mereka tidak melanjutkan niat untuk menembus pertahanan kalian!!” Didampingi beberapa orang perwakilan warga pak Nanang berdialog dengan data-data yang sudah dipersiapkan. Banyak sekali lembaran-lembaran surat dari pemerintahan serta aparat dan instansi terkait kota Bekasi. Sementara pihak HKBP nya bertumpu pada kebebasan beragama dan hati nurani lalu dibantah oleh pak Nanang bahwa UUD itu ada tata tertib pelaksanaannya hingga akhir dialog tidak ada titik temu kedua belah pihak. Lalu masuklah pak Camat Mustika Jaya…dengan merendah kepada Luspida dan HKBP lainnya ia meminta agar diurungkan niatnya melihat situasi yang tidak memungkinkan, massa begitu banyak bu…tolong dipahami..mundur sementara…biar kita cari penyelesaian yang lebih baik! Izinkan kami masuk pak camat….!! Maaf Pak… Bu…kami tidak inginkan keburukan terjadi disini….!! Serta merta pihak HKBP menghardik dan memaki pak Camat sebelum selesai berbicara. Melihat pak Camat yang dimaki-maki oleh pihak HKBP….dengan diawali kalimat tahlil dan takbir…masyarakat merangsek….mendorong tameng-temang Polisi yang berjejer dengan tegaknya. Allahu Akbar….!! La..haula wala quwwata illa billa..! Hanya Allah ta’ala yang memiliki kekuatan. Dengan keikhlasan dan kepasrahan yang penuh..masyarakat berhasil merangsek dan mendorong barisan samapta.. Anehnya… Luspida terjatuh cukup keras padahal yang didorong adalah aparat kepolisian. HKBP Luspida terpecah menjadi dua kelompok selatan dan utara. Kelompok selatan sengaja duduk sambil bernyanyi-nyanyi. Demi melihat Pasukan Samapta dan Brimob yang sudah tegak bersiaga untuk membendung masyarakat dan melindungi HKBP… salah seorang ketua kelompok masyarakat mengajak warganya untuk memutar menghindari benturan dengan polisi, dan mereka berhasil mengambil jalan lain melalui perkebunan warga kemudian membubarkan provokasi HKBP tersebut. warga terus menggiring mereka keluar dari lokasi namun ditengah-tengah kelompok HKBP terlihat dua orang mengacungkan Senjata Api ke arah warga dan sontak mereka tiarap. Polisi teramat sigap sehingga tidak terjadi baku pukul antara warga dengan HKBP yang mengacungkan pistol. Dan ketua kelompok masyarakat itu memerintahkan kepada yang lain untuk mundur. Sementara dikelompok utara ada seorang jemaat yang memang sengaja memakai jilbab untuk menyusup, kelompok utara mencaci-maki menghardik warga. Dan warga pun mendatangi mereka agar bubar… Luspida berada dikelompok utara. Dia berhasil memukul seorang warga namun tidak dibalas oleh warga. Polisi dengan sigap menarik luspida agar tidak dibalas oleh warga lain yang merasa terhina dengan perlakuan Luspida. Hingga akhirnya mereka keluar dari lokasi bentrokan. Kembali warga berkumpul di lokasi awal saat itu diperkirakan waktu Dhuha. Warga teredam dan terkendali…tidak ada tindakan anarki…hanya membela diri dari penjajah dan penjahat tak berbudi Luspida dan kelompoknya yang tak tahu diri. Inilah tulisan seorang saksi…

Selasa, 03 Agustus 2010

ISLAM model begini yang dikehendaki musuh-musuh ISLAM

Just 4 ALLAH SWT
ALLAHU AKBAR !!! ayo BANGUN SAUDARAKU FILLAH>>>> jgn wujudkan mau mereka...NEVER!!

Islam yang dikehendaki musuh-musuhnya adalah Islam yang tinggal ahlaq, tanpa jihad, adalah Islam yang tinggal ibadah, tanpa syari'ah, adalah Islam yang boleh menyinari rumah-tangga, namun bukan industri atau niaga, adalah Islam yang boleh ada di masjid dan mushola, tapi bukan kantor pemerintah dan swasta, adalah Islam yang boleh bicara tentang akherat, tapi tidak tentang cara melayani rakyat, adalah Islam yang diamalkan para pertapa shufi, dan bukan para umara' yang peduli, bukan alim ulama’ yang hati-hati, bukan kaum aghniya' yang zuhdi bukan pula mujahidin yang tak takut mati. Islam yang dikehendaki musuh-musuhnya adalah Islam yang mengemis pada Barat, bukan yang mampu menolong sendiri ummat, di Bosnia, di Palestina, atau di Iraq, di manapun ummat berkhidmat, apalagi menolong dunia dari laknat, future schock, disorientasi kehidupan, kerusakan ekosistem, AIDS, narkoba, dan kesewenang-wenangan kapitalis keparat. Islam yang dikehendaki musuh-musuhnya adalah Qur'an dibacakan di masjid dan arena tilawah, bukan di sidang kabinet atau mahkamah, adalah Qur'an disampaikan ke orang mati atau sekarat, bukan pada orang hidup yang sehat, adalah Qur'an diajarkan di madrasah dan pesantren, bukan di sekolah bisnis yang keren, Islam yang dikehendaki musuh-musuhnya adalah Rasul sebagai panutan fatamorgana, sedang selebriti kondang tetaplah idola, bahkan terkadang Rasul pun sekedar, tokoh historis yang juga bisa salah dan dosa. Ya Allah, Islam seperti inikah yang kau janjikan sebagai rahmat bagi seluruh semesta? Dan ummat seperti inikah yang Kau hadirkan sebagai yang terbaik ke tengah manusia?

(Wina, 1997)

Welcome 2 blognya DOELL

mencoba sharing....dan nambah wawasan ....moga berguna...!!!

Cari di Blog Ini